Kubro Siswo adalah kesenian
tradisional yang berlatar belakang penyebaran islam di Pulau Jawa. Secara
bahasa kubro berarti besar dan siswo berarti siswa atau murid.
Sehingga dapat di artikan murid-murid Tuhan yang diimplementasikan dalam
pertunjukan yang selalu menjunjung kebesaran Tuhan. Kubro Siswo merupakan
singkatan dari Kesenian Ubahing Badan lan Rogo (kesenian mengenai gerak badan
dan jiwa), yang bermakna meningkatkan manusia khususnya umat islam agar mereka
selalu hidup seimbang antara keperluan dunia dan akhirat.
Fungsi awal tarian ini adalah untuk
menyebarkan agama islam di Pulau Jawa. Namun, tari kubro siswa sering di
kaitkan dengan sebuah cerita, yaitu cerita seorang kyai yang bernama Ki Garang
Serang. Ia adalah seorang prajurit Pangeran Diponegoro yang mengembara di
daerah Pegunungan manoreh untuk menyebarkan agama islam. Ceritanya ia memasuki
sebuah hutan yang di huni oleh banyak binatang buas. Saat hutan itu terbakar,
terjadi pertentangan antara Ki Garang Serang dengan sekelompok binatang buas.
Dengan kesaktiannya, binatang-binatang itu dapat ditundukkan oleh Ki Garang
inilah sedikit cerita yang berkaitan dengan Tari Kubro Siswo.
Kesenian Kubro Siswo ini ditarikan
secara masal sekitar 25 orang atau mungkin lebih dan biasanya semua penarinya
dalah laki-laki. Tari ini ditampilkan kurang lebih dengan durasi 5 jam, dengan
musik yang hampir mirip atau bahkan mirip dengan lagu perjuangan dan ada juga
musik qasidahan. Akan tetapi liriknya diubah dengan lirik yang lebih islami.
Alat musik yang digunakan antara lain 3 buah dodok, jedor dan gendang.
Jika di amati, tari kubro siswo
merupkan akulturasi budaya jawa, islam dan kolonial. Itu dapat dilihat dari
dandanannya yang seperti tentara jaman keraton, tetapi dari pinggang ke bawah
mengenakan dandanan seperti pemain bola. Di dalamnya pun harus ada seorang
kapten yana memimpin tarian dan selalu membawa peluit. Inilah yang menjadi gaya
tarik tarian tersebut.
Selain tarian dan kostumnya,
atraksi-atraksi yang menabjubkan juga mrnjadi daya tarik tarian tersebut.
Antara lain permainan bola api, tubuh yang disetrika, mengupas kelapa dengan
gigi, naik tangga yang anak tangganya terbuat dari beberapa berang(istilah
jawanya bendho), adegan perang, dan yang lebih menarik ada adegan
kesurupan(istilah jawanya ndadi).
Adegan kesurupan merupakan gambaran
peperangan antara Ki Garang Serang dengan binatang-binatang Pegunungan Manoreh.
Hanya saja dalam tarian kubro siswo binatang-binatang tersebut digantikan oleh
pemain yang menggunakan kostum hewan. Dengan lecutan pecut, bau kemenyan dan
setelah bunga tujuh rupa disiramkan ke para pemain, maka para pemain akan mulai
kesurupan dan mulai menari.
Untuk menyembuhkan para pemain, maka
pawang akan memaksa para penari yang kesurupan untuk mendekati bendhe atau
gengang. Dan setelah doa dipanjatkan, maka para penari akan pingsan dan setelah
sadar mereka akan sembuh. Setelah itu, selesailah permainannya.
Kubro Siswo taruan khas daerah
Magelang. Konon, tari ini berasal dari daerah sekitar Candi Mendut. Sejak tahun
1965, tari ini sudah ada di Borobudur dan sekitarnya. Tentang kapan dan di mana
terciptanya tarian ini belum di ketahui secara pasti. (sumber:
http://zuzabaihaqi.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar